Banyak orang yang baru menginjakkan kaki menjadi pengusaha & meniti karir sebagai penjual, mereka putus asa & menyerah ketika ditolak mentah-mentah oleh para calon pembelinya. Padahal, jika dipikir-pikir, berjualan/berdagang adalah aktivitas yang sangat mulia. Kenapa? Karena...
“Jualan/dagang adalah aktivitas menolong orang yang DIBAYAR…”
Supaya kita tidak termasuk orang yang putus asa & menyerah saat berjualan, baiknya anda mengetahui terlebih dahulu mengenai esensi dari jualan itu sendiri.
esensi berdagang |
Apa sih sebenarnya esensi jualan itu?
#1 MENOLONG ORANG.
Tanpa kita sadari, jualan adalah proses pertukaran antara uang & manfaat. Setiap uang yang dikeluarkan oleh pembeli akan ditukar dengan manfaat yang dikemas dalam bentuk produk baik berupa barang ataupun jasa. Setiap manfaat pasti memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, bahkan menyelesaikan sebuah permasalahan. Bayangkan! Jika seandainya banyak orang di luar sana yang tertolong karena hadirnya produk kita, kita tentu akan senang bukan?
Jika niat kita adalah MENOLONG ORANG, sekalipun ditolak atau di PHP, kenapa harus galau? faham?
Mulai saat ini, ketika kita jualan, niatkanlah rasa ingin menolong orang. Niatkan dalam hati bahwa penawaran yang diberikan adalah sebuah penawaran “pertolongan” atas kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang sedang mereka hadapi. Harapannya, dengan hadirnya produk dari kita, semua hal tersebut dapat terselesaikan. Dengan begini, ketika mereka membeli, kita bersyukur, dan ketika mereka menolak, kita tak akan kecewa, karena sedari awal niat kita adalah menolong.
#2 MENEBARKAN MANFAAT
Bayangkan, saat kita berjualan, minimalnya kita sedang membantu mendistribusikan produk & manfaat ke banyak orang. Lebih dari itu, kita sedang mendorong berputarnya uang. Karena, kecepatan & volume perputaran uang di suatu masyarakat menentukan kesejahteraan masyarakat tersebut.
Indonesia adalah salah satu contohnya, ketika Eropa dan Amerika sedang dilanda krisis besar-besaran, Indonesia malah menembus pendapatan perkapita hingga $3000 per tahun. Kenapa? Karena penduduk kita hobby berjualan. Mulai dari mahasiswa, pedagang kaki lima, ibu-ibu arisan, hingga orang-orang di perkantoran. Proses jual beli ini yang meratakan distribusi uang. Jika distribusi uang sudah merata, Insya Allah Indonesia akan sejahtera.
Kalau sudah begitu, hal apa saja yang membuat kita pasrah dan menyerah saat menghadapi penolakan dan kegagalan saat menjual?
Toh esensinya menolong orang dan menebarkan manfaat, bukan? :)